Selasa, 14 Agustus 2012

Logika VS Emosi

Hai ! Welcome :)

Guys, perlu kalian ketahui, ini adalah artikel pertama yang saya buat , jadi maaf atas kurang lebihnya.

Seperti yang saya bilang di post sebelumnya, saya suka share, jd saya mau share tentang topik di atas, Logika VS Emosi. :)

Oke first of all, saya ingin kita semua menyadari dengan SESADAR-SADARNYA bahwa kita adalah MANUSIA, HUMAN, paham ? Yes kita adalah manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Lanjut, sebagai manusia, kita mempunyai 2 aspek dalam diri, apa saja ?
Pertama. LOGIKA, pemikiran, atau dalam bahasa Inggris disebut MIND.
Dan yang kedua tidak lain adalah EMOSI, perasaan, entah itu sedih, senang, cemburu, marah, berdebar-debar, galau, dan sebagainya dan sebagainya.
Kedua aspek tersebut selalu bekerja tanpa istirahat yang diatur oleh otak, Bukan HATI, inget ya, emosi bukan dikendalikan atau berasal dari hati. semuanya dari otak. Tapi, karena kita sudah terbiasa dan mindset yang ter-install di kepala kita bilang bahwa perasaan itu dari hati, ya sudahlah, bukan itu masalah pentingnya.

Lanjut.. ini saya kasih contoh tentang LOGIKA vs EMOSI. Besok ada UAS, dan malam ini kita sedang keasikan main game. LOGIKA kita bilang "besok UAS, berarti sekarang harus tidur biar besok badan sehat ngadepin UAS". Daaaan EMOSI pun turun tangan dengan bilang "Bentar lagi daah, lagi asik nih". Apa yang terjadi ? ya kita melanjutkan main game sampai larut malam, Benar ? benar san :)
Dan masih banyak contoh-contoh lain yang sering kita alami ketika kita mau menyadarinya.
So guys, apa yang kita dapati dari contoh diatas ? UAS jauh lebih penting dari main game bukan ? UAS bisa bikin kita kehilangan setengah nyawa kita ketika tahu hasilnya ga memuaskan bukan ? tapi herannya kenapa kita masih mau saja menuruti emosi kita yang tidak baik buat kita ?
Jawabannya adalah karena EMOSI jauh lebih kuat daripada LOGIKA. Saya ulangi, karena EMOSI jauh lebih kuat daripada LOGIKA. Setuju ? setuju san :)

Lanjut bang.. sekedar informasi, perlu kita sadari juga kenyataan di penelitian ilmiah berkata bahwa PRIA 80% berperilaku dengan LOGIKA nya. Sedangkan WANITA 80% berperilaku dengan EMOSI nya. Impressed ? yeah me too :). Bisa di search di google untuk kebenaran fakta tersebut.
Jadi pernyataan-pernyataan semacam "kenapa sih cowok itu ga peka banget ?" "kenapa sih cewek itu terlalu sensitif ? kita kan bercanda, lebay" sudah terjawab kan ? haha paham sampai sini ya teman-teman ?

Lanjut ya.. Sekarang saya ajak kita semua berpikir dan mengingat kembali, mana sih yang sering menimbulkan konflik, antara LOGIKA atau EMOSI  ? ya sudah pasti EMOSI
Mana sih yang lebih sering berkonflik, antara pertemanan antar PRIA atau pertemanan antar WANITA ? ya sudah pasti WANITA. karena wanita jauh lebih peka emosinya, karena mereka adalah mahluk emosional. Setuju ? setuju aja deeeh :)

Nah pertanyaannya, mana yang lebih BAIK, antara menggunakan LOGIKA, atau EMOSI ? jangan buru-buru jawaaab, karena keduanya sama pentingnya. Coba bayangkan kita sedang berada di rumah dengan seorang anggota keluarga yang kritis keadaannya dan butuh perawatan medis secepatnya, jika saat itu kita termakan atau lebih menggunakan EMOSI, yang otomatis akan membuat kita panik, sedih, menangis menggebu-gebu, tubuh lemas, dan bingung harus melakukan apa. Apa yang terjadi ? ya mati :). Namun apabila kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk meredam EMOSI kita dan segera menggunakan LOGIKA, yang membuat kita dapat berpikir jernih dan segera menelepon ambulan, apa hasilnya ? ya mudah-mudahan selamat :).
Namun dalam kasus lain, sekarang coba kita bayangkan saat kita sedang mendengar curhatan teman kita yang sedang sedih dan mengiris hati. Saat itu, mana yang lebih baik digunakan ? LOGIKA ? supaya kita dapat cepat memberi solusi untuk teman kita tersebut. Atau EMOSI ? hanya mendengar ceritanya dan berempati supaya kita dapat merasakan yang teman kita rasakan dan membagi kesedihannya dengan kita melalui air mata kita ? Jawabannya terserah kalian deh :)

Jadi bagaimana cara untuk menjadi MANUSIA yang lebih efektif ? Ya tinggal pilih, ketika kita sedang berada di situasi yang jika menggunakan EMOSI hasilnya lebih baik, pilih EMOSI. Namun ketika sedang berada di situasi yang jika menggunakan LOGIKA hasilnya akan lebih baik, gunakan LOGIKA.

Oke terakhir, bagaimana caranya untuk tidak termakan emosi saat kita sedang dalam situasi tertentu, khususnya di situasi yang memang emosional ? Dengan MENYADARI bahwa kita manusia memiliki 2 aspek dalam diri kita yang sedang berkonflik, atau biasa disebut konflik batin antara LOGIKA vs EMOSI, akan sangat membantu kita dalam mendapatkan ketenangan dan dengan lebih mudah mengalahkan gejolak EMOSI. Ingat ya, santai :)

selesai  juga artikel pertama saya, jangan lupa kasih komen ya kawan, kritik, saran, pertanyaan, opini, atau apapun tentang artikel ini, karena saya membutuhkannya untuk feedback saya :) Terima kasih sudah membaca artikel saya. Love you guys.


Hasan Askari
15 Agustus 2012

5 komentar:

  1. Juara banga artikel pertamanya. Dan sejujurnya saya setuju kalau wanita memakai emosi :) saya sendiri sbg wanita gak munafik.

    BalasHapus
  2. Terima kasih Giiis :D
    Dan by the way, dengan emosinya, wanita menjadi selangkah lebih maju untuk menjadi psikolog. Makanya kebanyakan psikolog adalah wanita :)

    BalasHapus
  3. nice.blog (Y).. emang uda kuadraty.. cwok lebih menggunakan logikany daripada menggunakan perasaan ( emosi ) ... tpi ada saat cwok menggunkan perasaannya , salah satunya saat sedang jatuh cinta... hahaha.. ya.. aya... terkadang cinta ngak pakai logika,, itu katanya... hahhaa.... salam kenal buat semua... :)

    BalasHapus